Posts

Showing posts from June, 2011

Dormansi Benih

Ada beberapa tipe dormansi, yaitu dormansi Fisik dan dormansi Fisiologis . 1. Dormansi Fisik Pada tipe dormansi ini yang menyebabkan pembatas struktural terhadap perkecambahan adalah kulit biji yang keras dan kedap sehingga menjadi penghalang mekanis terhadap masuknya air atau gas pada berbagai jenis tanaman. Yang termasuk dormansi fisik adalah: a. Impermeabilitas kulit biji terhadap air Benih-benih yang menunjukkan tipe dormansi ini disebut benih keras contohnya seperti pada famili Leguminoceae, Malvaceae, Solanaceae , disini pengambilan air terhalang kulit biji yang mempunyai struktur terdiri dari lapisan sel-sel berupa palisade yang berdinding tebal, terutama dipermukaan paling luar dan bagian dalamnya mempunyai lapisan lilin। Di alam selain pergantian suhu tinggi dan rendah dapat menyebabkan benih retak akibat pengembangan dan pengkerutan, juga kegiatan dari bakteri dan cendawan dapat membantu memperpendek masa dormansi benih. b. Res

PERKECAMBAHAN BENIH

Proses perkecambahan Perkecambahan diawali dengan penyerapan air dari lingkungan sekitar biji, baik tanah, udara, maupun media lainnya. Perubahan yang teramati adalah membesarnya ukuran biji yang disebut tahap imbibisi (berarti "minum"). Biji menyerap air dari lingkungan sekelilingnya, baik dari tanah maupun udara (dalam bentuk embun atau uap air. Efek yang terjadi adalah membesarnya ukuran biji karena sel -sel embrio membesar) dan biji melunak. Proses ini murni fisik . Kehadiran air di dalam sel mengaktifkan sejumlah enzim perkecambahan awal. Fitohormon asam absisat menurun kadarnya, sementara giberelin meningkat. Berdasarkan kajian ekspresi gen pada tumbuhan model Arabidopsis thaliana diketahui bahwa pada perkecambahan lokus -lokus yang mengatur pemasakan embrio, seperti ABSCISIC ACID INSENSITIVE 3 ( ABI3 ), FUSCA 3 ( FUS3 ), dan LEAFY COTYLEDON 1 ( LEC1 ) menurun perannya ( downregulated ) dan sebaliknya lokus-lokus yang mendorong perkecambahan meningkat

TEKNIK-TEKNIK PRODUKSI BENIH

Image
Pengunduhan merupakan kegiatan pengambilan/pengumpulan benih dari pohon/sumber benih untuk dipergunakan memproduksi bibit. Kegiatan pengunduhan merupakan salah satu aspek yang harus diperhatikan sebagai salah satu pendukung untuk memperoleh benih/bibit berkualitas. Bagaimanapun kualitas benih yang dihasilkan akan sangat tergantung kepada teknik dan kondisi buah yang diunduh. Kondisi buah dimaksud, yaitu kondisi buah dimana pada saat diunduh telah masak. Benih disebut masak apabila secara fisiologis dapat berkecambah (meskipun perkecambahan dapat terhambat karena dormansi); buah atau organ pembentuk biji sudak masak pada saat benih juga masak. Dalam hal ini proses pematangan buah dan biji biasanya seiring (sinkron), sehingga kemasakan buah dan biji diperoleh pada waktu yang hampir bersamaan. Indikator yang dapat digunakan untuk menduga buah masak meliputi : 1. Warna kulit Perubahan warna pada kulit buah yang terjadi hampir pada seluruh jenis tanaman kehutanan