Masa Dormansi aren


 Aren (Arenga pinnata ( Wurmb.) Merr.)
Ø  Masa Dormansi
Secara alami benih aren memiliki masa dormansi yang cukup  lama, yaitu bervariasi dari 4-12 bulan yang terutama disebabkan oleh kulit  benih yang keras dan impermeabel sehingga menghambat terjadinya  imbibisi air ke dalam benih .

Ø Deskripsi Benih
Susunan benih aren terdiri dari kulit benih (testa), endosperma,  dan embrio. Jaringan testa tersusun oleh sel-sel sklereid, jaringan  endosperma dan embrio tersusun oleh sel-sel parenkim, sedangkan  jaringan endosperma sebagian selnya bersifat hidup. Lainnya halnya  dengan bagian embrio benih, seluruhnya tersusun oleh sel-sel hidup yang  aktif secara fisiologis dan banyak mengandung air untuk mempertahankan  kehidupan sel penyusunnya.
Benih aren yang siap dikecambahkan diambil dari buah yang  sudah mencapai masak fisiologis dengan ciri-ciri sebagai berikut : bagian  eksokarp berwarna kuning sampai kuning kecoklatan dan licin, mesokarp  berwarna kuning kecoklatan dan lunak, endokarp berwarna hitam pekat  dan dan sangat keras, endosperm berwarna putih sangat keras dan memadat.

Ø  Teknik Pematahan Dormansi
1.  Secara Fisik
Teknik yang umum dilakukan yaitu skarifikasi / deoperkulasi  dengan kertas amplas tepat pada bagian titik tumbuh sampai  terlihat bagian embrionya. Skarifikasi memungkinkan air masuk ke  dalam benih untuk memulai berlangsungnya perkecambahan.  Skarifikasi mengakibatkan hambatan mekanis kulit benih untuk  berimbibisi berkurang sehingga peningkatan kadar air dapat terjadi  lebih cepat sehingga benih cepat berkecambah . Cara lain yaitu dengan melakukan perendaman dalam air  dengan suhu normal atau suhu tinggi (500C), dan perlukaan  daerah sekitar embrio selebar 5 mm.  Pelaksanakan teknik skarifikasi / deoperkulasi harus hati-hati dan  tepat pada posisi embrio berada. Posisi embrio benih aren kadangkadang  berbeda seperti terletak pada bagian punggung sebelah  kanan atau kiri, terkadang terletak ditengah-tengah
2.  Secara Kimia
Dilakukan perendaman pada larutan kimia yaitu KNO3, HCl, H2SO4  dan hormon Giberelin/Giberelat (GA3). Teknik aplikasi larutan  KNO3 0,5% yaitu benih direndam ke dalam larutan kemudian  ditutup dengan plastik yang sudah diberi lubang pada bagian  atasnya selama 36 jam. Perendaman dalam larutan HCl dengan  kepekatan 95 % selama 15 – 25 menit, larutan H2SO4 10 %  selama 3 jam, sedangkan konsentrasi Giberelin (GA3) yang  digunakan antara 100-300 mg/L air dengan waktu perendaman  selama 1-3 minggu (Pane, 2009; dan Sirait, 2010).

Comments

Popular posts from this blog

UJI PENGARUH CAHAYA

DETERIORASI BENIH

UJI DAYA KECAMBAH BENIH